Dear Errie,
Hari ini gue ngejalanin hari yang sederhana tapi nggak lepas dari kata asik. Walaupun hari ini dimulai dengan hal tidak menyenangkan kaya telat bangun dan problem hampir dihukum di depan gerbang sekolah, hari ini tetap indah. Setidaknya tidaklah begitu buruk.
First of all, kaya biasa gue masuk kelas. Walaupun rada telat gue masih beruntung guru yang lagi ngajar di depan kelas gue Ibu Ida. One of my fave teacher. Duduk di kursi gue, nyoba ngeluarin buku dari dalem tas, ngadep kiri terus kaget sampe ampir pingsan gara – gara liat mukanya si miftah. Blablabla skip aja ampe balik. Karena the fact is, gue bingung ama isma. Sekarang kok kayaknya dia menjauh banget dari gue. Apa dia baru aja kelar puberitas dan lalu lupa ingatan tentang siapa cowok dia. Gue nggak tahu dan kayak nya gak perlu tahu atau pun mencari tahu terlalu dalam. Enough!
Okay saatnya gue balik dari sekolah tepatnya pukul 14.00 , gue mutusin buat singgah di rumah nenek gue tercinta yang ga begitu jauh dari sekolah. Karena gue lagi di tengah – tengah persiapan ujian nasional. Yang artinya dari kemarin tepatnya gue bakal stuck di sekolah dari yang biasanya hanya 6 setengah jam dan sekarang 8 jam penuh penyiksaan terhadap otak kiri dan kanan. Gue mutusin break bentar di situ buat seenggaknya ngisi perut kosong. Tuntas ngisi perut dengan beberapa tusuk satenya si abang sate. Gue langsung ambil langkah seribu ke sekolah lagi. Lagi – lagi sial gue telat lagi. Mungkin telat bukan kesialan bagi gue, justru lebih ke ciri khas Haha ha ( ha huaaa ).
Balik ke kelas buat les gue di sambut dengan keadaan menyenangkan. Belajar bahasa Indonesia dan what’s more is ini semacam game cerdas cermat cepat. Sehubungan ama sikap gue yang ( jujur ) nggak mau kalah. Gue jadi over-excited dan bergumam dalam hati “Gue bakal me-nang!!”. Jawaban gue di awal kuis nggak pernah salah. Bahkan, hamper di pastikan gue mungkin menang bersama kelompok gue yang isinya anak – anak yang berlebihan banget menganggap tinggi games macam gini.
1 jam lewat nggak kerasa akhirnya saatnya pulang dengan membawa kemenangan. Kemenangan yang bukan untuk kelompok gue. Menyedihkan. Pulang dengan kesal gue pun balik lagi kerumah nenek sambil ngajak elo ( lo nggak lupa kan? ). Disini lah bagian menyenangkannya. Well, di rumah nenek gue ada jaringan hotspot yang walaupun legalnya punya restoran gede yang letaknya ada di seberang. Tapi sebagai anak IS yang tentunya menjunjung tinggi ilmu ekonomi gue harus memanfaatkan sebaik – baiknya kesempatan ini. It means “Let’s go tweeting all day!”.
Seiring waktu berjalan tweet gue muncul satu persatu. Dari yang isinya kalimat mutiara sampai tulisan bahasa alien yang bahkan alien pun nggak mengerti dan masih harus membuka kamus untuk membacanya apalagi menterjemahkannya. Suddenly, she came. Dia tiba – tiba aja update tweet yang isinya soal perasaan hati dia. Sialnya ini bukan soal betapa senangnya dia. Dia lagi berantem sama cowoknya yang juga adalah salah satu sohib gue. Betapa senangnya gue dapat bikin mood dia dari yang really bad jadi cumin bad. Walaupun cuman dengan tulisan yang isinya “The word ‘sadness’ did not match you for you”.
SIAL! Kenapa dengan perasaan gue. Kenapa gue senang banget saat mention gue di reply dia? Padahal nyatanya kan dia udah punya cowok dan sebaliknya gue udah punya cewek. Ini nggak lazim dan perfectly nggak fair. Tapi jujur gue nggak bias bohong sama lo rrie, gue S-u-k-a sama dia. Gue Suka dia. Sialnya gue ini pengecut, tapi ini pun sepadan untuk gue. Karena gue nggak mau jadi orang yang mungkin menyakiti dia kelak. Karena jelasnya gue aja takut terlihat buruk di depan dia. Few hours later gue come up di tweeter lagi abis break bentar. Sukaduka gue ada di sini gue bingung lantaran harus kesal apa harus senang. Kalau emang gue harus senang karena dia udah baikan ama pacarnya, lalu apa kata hati gue yang bilang bahwa gue ngerasain sakit hati. Sebaliknya, kalau gue emang harusnya kesal sama dia yang baikan sama pacarnya, itu artinya gue egois kan? Itu artinya gue Cuma menginginkan dia dan bukan kebahagiaan dia.
Ini benar benar gak adil. Terjebak lapar didepan pohon buah Simalakama.
Errie, gue bingung apa gue sekarang adalah penjahat cinta karena suka sama dia di saat status gue adalah pacar gadis lain? Kalau ada seseorang buat dimintain maaf. Sementara gue mau elo yang maafin gue.
maaf , maaf dan maaf.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar